Usahawan kaya dari kota terkejut menjumpai nelayan di pantai sedang berbaring
bermalas-malasan di samping
perahunya, sambil mengisap rokok.
'Mengapa engkau tidak pergi menangkap ikan?' tanya usahawan itu.
'Karena ikan yang
kutangkap telah menghasilkan cukup uang untuk makan hari ini,' jawab
nelayan.
'Mengapa tidak kau tangkap lebih banyak lagi daripada
yang kau perlukan?' tanya usahawan.
'Untuk apa?' nelayan balas bertanya.
'Engkau dapat mengumpulkan
uang lebih banyak,' jawabnya. 'Dengan
uang itu engkau dapat membeli motor tempel, sehingga engkau dapat
melaut lebih jauh
dan menangkap ikan lebih banyak. Kemudian engkau mempunyai cukup banyak
uang untuk membeli pukat nilon.
Itu akan menghasilkan ikan lebih banyak lagi, jadi juga uang lebih banyak lagi.
Nah, segera uangmu cukup
untuk membeli dua kapal ... bahkan mungkin sejumlah kapal.
Lalu kau pun akan menjadi kaya seperti aku.'
'Selanjutnya aku mesti berbuat apa?' tanya si nelayan.
'Selanjutnya kau bisa
beristirahat dan menikmati
hidup,' kata si usahawan.
'Menurut
pendapatmu, sekarang Ini aku
sedang berbuat apa?' kata si nelayan puas.
Lebih bijaksana
menjaga kemampuan untuk
menikmati hidup seutuhnya
daripada memupuk uang.
Sumber :
(Burung
Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan
Cipta Loka Caraka, Cetakan 7,
1994)