Sunday, November 27, 2011

KUCING SANG GURU


Setiap  kali  guru siap untuk melakukan ibadat malam, kucing asrama  mengeong-ngeong,  sehingga  mengganggu  orang   yang sedang  berdoa.  Maka  ia  menyuruh supaya kucing itu diikat selama ibadat malam.
Lama sesudah guru meninggal, kucing itu masih  tetap  diikat selama  ibadat malam. Dan setelah kucing itu mati, dibawalah kucing baru ke asrama, untuk dapat diikat sebagaimana  biasa terjadi selama ibadat malam.
Berabad-abad   kemudian   kitab-kitab  tafsir  penuh  dengan tulisan  ilmiah  murid-murid  sang  guru,  mengenai  peranan penting  seekor  kucing dalam ibadat yang diatur sebagaimana mestinya.

Sumber :
(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan  Cipta  Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)